Konvergensi Cryptocurrency dan Kecerdasan Buatan
Tim Tugas Crypto SEC menyelami konvergensi antara cryptocurrency dan kecerdasan buatan (AI) saat para inovator mendesak kejelasan mendesak mengenai aturan yang sudah usang yang menghambat dominasi Amerika Serikat dalam keuangan terdesentralisasi dan sistem cerdas.
Pertemuan Tim Tugas Crypto
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menerbitkan memorandum yang merinci bahwa pada 8 September 2025, Tim Tugas Crypto-nya bertemu di Washington D.C. dengan perwakilan dari Collab+Currency Management, Nous Research, Tensor Garden AI, Prime Intellect, Atlas, dan 404. Dalam memorandum tersebut, SEC mengonfirmasi bahwa topik yang dibahas adalah pendekatan untuk menangani isu-isu terkait regulasi aset crypto.
Perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan dokumen bersama yang menguraikan posisi mereka mengenai hambatan regulasi dan peluang dalam integrasi kecerdasan buatan dan sistem crypto, yang menjadi dasar diskusi.
Pertimbangan Regulasi
Selama pertemuan, peserta menekankan apa yang mereka sebut “Pertimbangan Regulasi untuk Konvergensi AI-Crypto.” Pengajuan tersebut meminta Komisi untuk “meneliti gesekan regulasi” bagi para pengusaha, tim pendiri, dan startup yang beroperasi di persimpangan AI dan crypto. Kelompok tersebut juga mendesak regulator untuk “mencari perspektif Komisi tentang bagaimana hukum sekuritas mungkin atau mungkin tidak berlaku” untuk berbagai area dalam tumpukan teknologi konvergen AI-crypto.
Para pendiri menekankan bahwa kurangnya kejelasan tentang kepatuhan dapat memperlambat investasi dan menghalangi kemajuan bagi usaha tahap awal.
Pentingnya Pengawasan yang Seimbang
Dialog tersebut memberikan bobot khusus pada memastikan bahwa pengawasan tidak bertentangan dengan sifat unik dari jaringan terdesentralisasi. Selain itu, para peserta menyoroti pentingnya mempertahankan kepemimpinan AS dalam inovasi terbuka dan meminta regulator untuk membahas peran regulasi dan inovasi Amerika dalam kategori yang muncul di seluruh lapisan infrastruktur AI-crypto dan lapisan aplikasi.
Untuk menekankan poin ini, mereka menyajikan contoh startup yang dipimpin oleh Amerika yang mengembangkan protokol yang menggabungkan komputasi terdesentralisasi dengan pembelajaran mesin.
Sementara para kritikus berpendapat bahwa menggabungkan crypto dengan AI dapat memperbesar tantangan pengawasan, para pemimpin industri membantah bahwa infrastruktur terdesentralisasi dapat mendemokratisasi akses, mengurangi risiko konsentrasi, dan meningkatkan transparansi dalam pengembangan AI berskala besar.