Vitalik Buterin di EthTokyo 2025: Menjembatani Timur dan Barat, Kisah dari Hari-Hari Awal Ethereum dan Visi Masa Depan

8 jam yang lalu
2 menit baca
3 tampilan

Pidato Kunci Vitalik Buterin di EthTokyo 2025

Pendiri bersama Ethereum, Vitalik Buterin, menggunakan pidato kuncinya di EthTokyo 2025 untuk merencanakan arah masa depan blockchain. Ia menyoroti peran awal Asia dalam kebangkitan Ethereum, menetapkan target ambisius untuk meningkatkan skala 10x, serta menyerukan kolaborasi global.

Refleksi Awal Blockchain

Buterin membuka pidatonya dengan refleksi mengenai hari-hari awal blockchain, mengingat era yang didominasi oleh para evangelis Bitcoin seperti Roger Ver. Ia menekankan bagaimana antusiasme akar rumput dan keyakinan individu membangun fondasi bagi adopsi arus utama. Seiring waktu, keterlibatan institusi mulai membentuk ekosistem, membawa modal dan kompleksitas baru.

Solusi Layer 2 dan Target Ambisius

Di sisi teknis, Buterin mengulangi keyakinan kuatnya pada solusi Layer 2 sebagai jalan ke depan. Solusi ini tidak hanya meningkatkan skalabilitas Ethereum, tetapi juga meningkatkan interoperabilitas di seluruh ekosistem. Ia menetapkan target ambisius: Ethereum bertujuan untuk meningkatkan skala 10x dalam setahun, mendorong throughput dan aksesibilitas sambil tetap mempertahankan desentralisasi dan keamanan.

Peran Asia dalam Sejarah Ethereum

Tema yang berulang dalam pernyataan Buterin adalah peran besar Asia dalam sejarah Ethereum. Ia mengingat bagaimana banyak kontributor awal berasal dari wilayah tersebut, seperti pengembangan klien PyEthereum di China dan upaya relawan yang menerjemahkan whitepaper Ethereum ke dalam berbagai bahasa Asia. Komunitas di Asia memainkan peran penting dalam membangun kesadaran dan mengajak pengguna awal, membantu Ethereum beralih dari sebuah ide menjadi fenomena global.

Dinamika Komunitas Pengembang

Buterin juga merefleksikan dinamika yang kontras antara komunitas pengembang di China dan Jepang. Di China, dorongannya cepat dan berskala besar, sering kali terkait dengan proyek-proyek besar. Di Jepang, para pengembang menunjukkan kemampuan untuk mengadopsi teknologi baru lebih awal, sering kali bereksperimen dengan ide-ide mutakhir sebelum mendapatkan perhatian internasional. Ia menunjuk pada proyek seperti Taco, merek Farcaster dari China, yang dikenal dengan antarmuka pengguna yang mulus dan ramah pengguna.

Pola Berulang dalam Teknologi

Melihat lebih luas, Buterin menyoroti pola berulang dalam teknologi: terobosan baru sering kali “mengatur ulang” ekosistem. Teknologi zero-knowledge (zk), misalnya, membuka solusi untuk masalah yang telah lama ada. Ia mencatat perbedaan signifikan antara ide-ide yang mendominasi tahun 2010-an dan yang ada di tahun 2020-an, serta memprediksi bahwa tahun 2030-an akan membawa perubahan paradigma lainnya.

Perluasan Partisipasi dalam Komunitas

Sementara pengembang inti tetap penting, Buterin mendesak komunitas untuk memperluas partisipasi. Kemajuan Ethereum, katanya, tidak seharusnya hanya bergantung pada pengembang inti. Peneliti, pengembang aplikasi, dan kontributor baru harus aktif membentuk ekosistem. Ia mendorong pengembang dan peneliti Asia untuk fokus pada isu-isu teknis inti—membuat Ethereum lebih efisien, aman, dan terdesentralisasi. Ia bahkan menyarankan bahwa AI bisa menjadi alat yang kuat untuk belajar dan mengajak pengguna baru, terutama di bidang teknis.

Menjembatani Timur dan Barat

Buterin kembali beberapa kali ke tema menjembatani Timur dan Barat. Ia berargumen bahwa komunitas yang paling sehat adalah yang menekankan kepentingan bersama dan nilai-nilai yang mengutamakan manusia, bukan terjebak oleh geografi atau politik. Ethereum, menurutnya, tetap menjadi platform di mana kolaborasi global tidak hanya mungkin tetapi juga diperlukan.

Sejarah Kontroversial ICOs

Menariknya, Buterin mengunjungi kembali sejarah kontroversial dari Initial Coin Offerings (ICOs). Ia mengakui kekurangan mereka, tetapi berargumen bahwa ICO memungkinkan proyek untuk bersifat global dengan cara yang sulit ditiru oleh modal ventura, sering kali karena hambatan regulasi. “Era VC,” sarannya, “telah lebih dibatasi oleh regulasi, dan jujur, Anda masih bisa dirugikan oleh VC.” Sebagai gantinya, ia percaya masa depan terletak pada menghidupkan kembali ICO dan tata kelola berbasis DAO, dengan fokus pada pengoptimalan mekanisme pendanaan yang lebih terbuka, transparan, dan didorong oleh komunitas.

Kesimpulan

Pidato Vitalik Buterin di EthTokyo 2025 adalah pelajaran sejarah sekaligus seruan untuk bersatu. Dari mengingat peran pembentuk Asia dalam hari-hari awal Ethereum hingga menetapkan tujuan skala yang berani untuk masa depan, pesannya jelas: Ethereum berkembang ketika membangun jembatan—antara teknologi, antara generasi, dan antara Timur dan Barat.