Bitcoin Menghancurkan Bank Sentral: Pendapat Max Keiser

21 jam yang lalu
Waktu baca 1 menit
3 tampilan

Kritik Max Keiser terhadap Bank Sentral

Dalam sebuah tweet terbaru, Max Keiser, mantan jurnalis keuangan dan penasihat Bitcoin untuk Presiden El Salvador, Nayib Bukele, melontarkan kritik tajam terhadap bank sentral. Ia menyebut Bitcoin (BTC) sebagai kekuatan yang secara bertahap menghancurkan institusi tersebut. Keiser mengomentari pidato terbaru yang disampaikan oleh Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, di mana ia menjelaskan meningkatnya permintaan untuk Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital bank sentral.

Pernyataan Christine Lagarde

Dalam video tersebut, Christine Lagarde membahas penurunan signifikan dalam penggunaan uang tunai di Uni Eropa dan kenaikan 50% dalam permintaan untuk pembayaran digital. Ia menyatakan bahwa jika ECB tidak mulai bereksperimen dengan CBDC, mereka akan kehilangan peran penting yang telah mereka jalankan sebagai jangkar bagi bank komersial dan uang pribadi selama beberapa dekade.

Respon Max Keiser

Menanggapi hal ini, Keiser berpendapat bahwa dominasi bank sentral yang telah berlangsung selama 300 tahun kini sedang runtuh berkat Bitcoin, yang menjadi inspirasi bagi pengembangan CBDC.

“Eksperimen bank sentral yang telah berlangsung selama 300 tahun ini telah berakhir. Itu gagal, berkat Bitcoin,”

ujarnya.

Pernyataan Mengenai Euro dan Stablecoin

Sebelumnya, Max Keiser juga membuat pernyataan penting mengenai mata uang fiat Uni Eropa, euro, serta dampak disruptif stablecoin terhadap sistem keuangan tradisional. Ia bahkan men-tweet bahwa ia mengharapkan nilai euro (EUR) akan menjadi nol terhadap Bitcoin. Saat ini, cryptocurrency terbesar di dunia ini diperdagangkan pada harga $117,990 dan €103,143. Harga BTC mengalami sedikit penurunan setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengumumkan pada hari Rabu bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat yang sama seperti sebelumnya. Langkah Federal Reserve ini kembali memicu kritik tajam dari Presiden AS, Donald Trump.