Blockchain: Senjata Ampuh dalam Pertarungan Melawan Perubahan Iklim

9 jam yang lalu
3 menit baca
2 tampilan

Potensi Positif Bitcoin dalam Konteks Perubahan Iklim

Meskipun Bitcoin memiliki sisi negatif, terutama terkait dengan konsumsi energi yang sangat besar untuk memproses transaksi dan mengamankan jaringan blockchain-nya, ada potensi positif yang lebih besar dalam konteks perubahan iklim. Bitcoin adalah pionir dalam memperkenalkan konsep blockchain, dan teknologi buku besar terdistribusi ini mendukung berbagai proyek yang mendorong individu untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Proyek-proyek ini bervariasi, mulai dari jaringan energi terbarukan terdesentralisasi yang secara langsung mengurangi emisi karbon, hingga inisiatif yang mendanai penanaman pohon untuk membersihkan udara bagi generasi mendatang.

Tantangan Pendanaan untuk Energi Bersih

Energi terbarukan bukanlah hal baru; ladang solar dan ladang angin telah ada selama beberapa dekade. Namun, kita masih jauh dari mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terus memompa jutaan ton emisi karbon ke atmosfer setiap tahun. Salah satu tantangan utama bagi proyek energi bersih adalah kesulitan dalam menemukan pendanaan untuk membangun infrastruktur mereka. Industri energi bersih sering kali bergantung pada investor tradisional, seperti hedge fund dan perusahaan modal ventura, yang biasanya lebih tertarik pada keuntungan finansial daripada keberlanjutan lingkungan. Banyak proyek energi terbarukan kesulitan bersaing dengan profitabilitas pembangkit listrik berbasis minyak, batu bara, dan nuklir.

Inovasi Melalui Blockchain

Dengan hadirnya blockchain, proyek energi ramah lingkungan kini memiliki alternatif baru. Sebuah startup bernama EcoYield Energy telah mengembangkan platform pendanaan terdesentralisasi yang memungkinkan ladang angin dan solar baru untuk menjangkau investor ritel yang termotivasi untuk membantu menjaga lingkungan. Platform ini menawarkan kesepakatan menarik dengan potensi pengembalian investasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan suku bunga yang ditawarkan bank. EcoYield mengintegrasikan keuntungan energi terbarukan ke dalam blockchain dengan “tokenisasi” pendapatan proyek yang berpartisipasi, sehingga dapat didistribusikan kepada ribuan investor yang bersedia mendanainya dengan modal kripto.

Investor dapat menyetor stablecoin seperti USDC dan token ETH ke dalam protokol EcoYield, menyediakan dana yang diperlukan untuk proyek yang terverifikasi. Ketika investor menyetor dana ke dalam kontrak pintar, mereka akan menerima token tanda terima yang mewakili bagian mereka dari kolam likuiditas, memberi mereka hak untuk menerima sebagian dari pendapatan yang dihasilkan oleh proyek setiap bulan. EcoYield berharap dapat menarik individu yang mendukung ide jaringan energi yang lebih bersih, memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dan mendapatkan imbalan finansial.

Contoh Proyek Energi Terbarukan

Sebagai contoh, investor dapat menyetor USDC dan ETH ke dalam Proyek Solar Atap 100kW di Hull, Inggris, yang menawarkan hasil sekitar 25% APY, didukung oleh Perjanjian Pembelian Daya jangka panjang yang terverifikasi dan transparan di blockchain.

Kredit Karbon dan Transparansi

Kredit karbon adalah konsep lain yang telah ada lama, digunakan oleh perusahaan yang kesulitan mengurangi emisi karbon mereka. Dengan membeli kredit karbon, perusahaan dapat mengimbangi polusi yang dihasilkan dengan mendukung proyek yang bertujuan menghilangkannya. Namun, kredit karbon sering kali bermasalah karena kurangnya transparansi, dengan banyak perusahaan melebih-lebihkan klaim efektivitas proyek pengurangan karbon mereka. Blockchain yang tidak dapat diubah dan transparan dapat memperbaiki masalah ini, menyediakan platform bagi siapa saja untuk memverifikasi dan memperdagangkan kredit karbon di pasar terdesentralisasi. Misalnya, KlimaDAO bertujuan menciptakan pasar bagi perusahaan untuk membeli dan menjual kredit karbon dengan keyakinan bahwa mereka memenuhi klaim yang dibuat. KlimaDAO memverifikasi setiap kredit karbon sebelum tokenisasi, sehingga dapat diperdagangkan di pasar transparan.

Transparansi dalam Rantai Pasokan

Saat ini, banyak merek besar berkomitmen untuk membantu menjaga lingkungan, dan salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mendapatkan produk dari penyedia yang berkelanjutan. Namun, untuk berdampak, merek perlu membangun rantai pasokan yang transparan yang dapat membuktikan sifat etis produk mereka. Provenance melakukan hal ini dengan alat berbasis blockchain yang memungkinkan pelacakan produk hingga asal-usulnya. Blockchain mencatat informasi yang dapat diverifikasi, melacak perjalanan produk dari ladang atau tambang hingga pabrik, jaringan transportasi, dan pengecer. Misalnya, perusahaan yang menjual sereal dapat menunjukkan bahwa semua bahan di dalamnya bersumber secara etis, sementara merek pakaian dapat membuktikan bahwa kapas dan nilon yang digunakan berasal dari sumber yang berkelanjutan.

Dengan memberikan transparansi ini, merek dapat melawan praktik “greenwashing” yang sering kali menyesatkan konsumen. Bagi konsumen, ini memberikan opsi untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang pembelian mereka jika mereka peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Kesimpulan

Meskipun Bitcoin terus menjadi pemakan energi, semakin banyak proyek blockchain yang ramah lingkungan menunjukkan bahwa teknologi ini dapat berperan dalam membersihkan lingkungan. Tanpa Bitcoin, tidak akan ada blockchain, dan tidak ada cara bagi proyek-proyek ini untuk mendemokratisasi investasi dalam energi terbarukan atau memverifikasi inisiatif pengurangan karbon secara transparan. Selain itu, blockchain kini sedang bertransformasi dengan munculnya jaringan berenergi lebih rendah yang memanfaatkan mekanisme konsensus “Proof-of-Stake” yang menghilangkan kebutuhan untuk penambangan yang intensif secara komputasi. Meskipun blockchain bukanlah solusi ajaib untuk membersihkan lingkungan, dukungannya terhadap berbagai inisiatif ramah lingkungan yang inovatif akan memainkan peran penting dalam mencapai tujuan tersebut.