Canaan, Produsen Bitcoin ASIC, Mulai Produksi di AS dan Hentikan Usaha AI

5 jam yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Overview of Canaan’s Recent Developments

Produsen application-specific integrated circuit (ASIC) untuk Bitcoin, Canaan, telah menyelesaikan fase produksi percobaan di Amerika Serikat dan menghentikan upayanya dalam produksi perangkat keras kecerdasan buatan (AI). Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Cointelegraph pada hari Senin, perwakilan Canaan menyatakan, “Kami telah berhasil menyelesaikan produksi percobaan di AS,” yang merupakan langkah untuk menduplikasi operasi yang sudah ada di Malaysia.

Strategic Shift

Canaan juga mengumumkan penghentian bisnis semikonduktor AI-nya sebagai bagian dari “penyelarasan strategis yang bertujuan untuk memperkuat fokusnya.” Nangeng Zhang, Ketua dan CEO Canaan, menambahkan, “Saya percaya bahwa memperkuat kekuatan inti kami dalam infrastruktur cryptocurrency dan penambangan Bitcoin adalah jalur strategis yang paling tepat untuk Canaan.”

Production Costs and Strategic Investments

Seorang perwakilan Canaan mengakui bahwa biaya produksi lebih tinggi di AS, tetapi mengatakan perusahaan memandang “inisiatif ini bukan hanya sebagai perlindungan terhadap tarif, tetapi juga sebagai investasi strategis potensial untuk ketahanan jangka panjang.”

Memproduksi lebih dekat dengan pasar Amerika Utara, tambahnya, akan membantu meningkatkan jalan pengiriman, merespons lebih cepat terhadap permintaan lokal, dan menavigasi perubahan geopolitik serta regulasi yang mungkin muncul di masa depan.

Industry Context

Pernyataan ini mengikuti laporan terbaru mengenai Bitmain, Canaan, dan MicroBT—yang secara kolektif memproduksi sebagian besar ASIC untuk penambangan Bitcoin di dunia—yang sedang memindahkan produksi mereka ke AS.

Langkah Canaan di AS merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Perwakilan Canaan menjelaskan bahwa produksi Bitcoin mining ASIC di AS merupakan usaha jangka panjang dan lebih dari sekadar respons terhadap tarif: “Kami secara aktif berupaya untuk mengoptimalkan struktur biaya kami di AS dengan tujuan membatasi seluruh biaya produksi.” Saat ini, produk yang diproduksi di Malaysia dikenakan tarif sebesar 10%. Namun, untuk komponen dan bahan baku yang diimpor, tarifnya kurang jelas, sehingga menyulitkan perencanaan biaya.