CBI India Mengungkap Jaringan Kejahatan Siber Transnasional, Menyita $327.000 dalam Cryptocurrency

5 hari yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Penangkapan dan Penggerebekan

Badan Investigasi Pusat India (CBI) berhasil menangkap seorang pria bernama Rahul Arora di New Delhi dan menyita aset lebih dari $327.000 (setara dengan ₹2,8 crore) dalam bentuk cryptocurrency. Penangkapan ini terjadi setelah CBI membongkar sebuah operasi kejahatan siber transnasional yang menargetkan korban di Amerika Serikat dan Kanada.

Rincian Penggerebekan

Penggerebekan yang terkoordinasi ini dilakukan pada hari Selasa lalu di tiga lokasi berbeda di seluruh India. Para penyidik menemukan peralatan canggih yang digunakan Arora untuk menyamar sebagai pejabat pemerintah dan perwakilan dukungan teknis, dengan tujuan menipu korban di luar negeri.

“Bertindak atas informasi intelijen yang dapat diandalkan, CBI melakukan pencarian ini dan menemukan bukti yang mengarah pada pembongkaran kelompok yang terlibat dalam penipuan siber transnasional,” jelas pernyataan resmi CBI yang diterbitkan pada hari Rabu.

Implikasi Penipuan Siber

Tindakan ini menunjukkan bagaimana sindikat kejahatan siber yang berbasis di India memanfaatkan celah hukum untuk menargetkan warga negara asing, yang kemudian memicu peningkatan kerjasama penegakan hukum internasional dalam menghadapi tantangan kejahatan digital lintas batas yang semakin kompleks.

CBI juga menyita perangkat untuk panggilan internasional, perangkat lunak pemalsuan ID penelepon, alat generasi prospek melalui taktik rekayasa sosial, serta rekaman suara terkait dan hasil cryptocurrency. Selain itu, lembaga ini menemukan uang tunai tak tercatat sebesar $26.400 (setara ₹22 lakh).

Kampanye Chakra-V dan Kolaborasi Internasional

Chakra-V adalah kampanye multi-agensi untuk memerangi kejahatan siber, yang melibatkan unit cyber nasional, Pusat Koordinasi Kejahatan Siber India (I4C), dan penghubungan dengan mitra internasional seperti Interpol dan FBI. Inisiatif ini fokus pada forensik digital, penyitaan aset digital virtual, dan pelacakan aktivitas di dark web.

Badan ini juga telah mengimplementasikan sistem yang diperlukan untuk mengelola aset cryptocurrency sesuai dengan ketentuan hukum. Arora saat ini telah dibawa ke hadapan Pengadilan Khusus CBI, dan penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung.

Pentingnya Kolaborasi di Dunia Cryptocurrency

Subha Chugh, seorang pengacara Web3, menekankan pentingnya memahami peran cryptocurrency dalam penipuan ini.

“Hanya karena terdakwa menyimpan dana dalam cryptocurrency, tidak berarti setiap penipuan yang melibatkan cryptocurrency, seperti jika pelaku membeli tanah, kemudian disebut penipuan real estate,” ungkapnya.

Chugh juga menekankan perlunya kolaborasi dengan pemangku kepentingan industri agar para ahli terlibat dalam menangani kasus-kasus semacam ini. “CBI telah mengembangkan kemampuan internal untuk menangani dan menyita Aset Digital Virtual (VDA) sebagai bagian dari pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi kejahatan siber,” tambah siaran pers tersebut.

Capai Kemampuan Internasional CBI

Seorang ahli menyatakan bahwa penyimpanan dan penanganan aset yang tidak memiliki kategorisasi hukum saat ini memang merupakan tugas yang rumit. Penangkapan Arora merupakan bukti semakin meluasnya kemampuan internasional CBI dalam menangani kejahatan siber, yang sebelumnya telah menangani kasus terkenal seperti skema Ponzi GainBitcoin senilai $800 juta (₹6,600 crore) yang sedang berlangsung. Pada bulan Februari, CBI juga melakukan penggerebekan di 60 lokasi terkait kasus GainBitcoin, yang menghasilkan penyitaan cryptocurrency sebesar $2,9 juta (₹23,94 crore).