Circle CEO Heath Tarbert Bahas Stablecoin dengan Bankir Terkemuka Korea Selatan

7 jam yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Pertemuan Heath Tarbert di Korea Selatan

Heath Tarbert, Presiden penerbit USD Coin (USDC) Circle, telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah bankir terkemuka di Korea Selatan untuk membahas topik stablecoin. Menurut laporan dari media Korea Selatan, Biznews, Tarbert tiba di negara tersebut pada 21 Agustus dan bertemu dengan Gubernur Bank Sentral Korea (BOK), Rhee Chang-yong, keesokan harinya.

Diskusi dengan Pejabat Terkait Stablecoin

Selain itu, Tarbert juga bertemu dengan:

  • Ketua Shinhan Financial Group, Jin Ok-dong
  • Wakil Ketua KEB Hana Financial Group, Lee Seung-yeol
  • Presiden Woori Bank, Chung Jin-wan
  • Chief Digital Officer KB Financial Group, Lee Chang-kwon

Pertemuan ini berfokus pada pengembangan stablecoin yang dipatok pada KRW. Tarbert juga melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua Hyundai Card, Chung Tae-young, yang menjadi signifikan karena tidak ada perusahaan kartu kredit domestik lain yang berbicara dengan pimpinan Circle selama kunjungannya ke Seoul.

Kerjasama dan Regulasi Stablecoin

Dalam pertemuan tersebut, Tarbert dilaporkan membahas rencana kerjasama terkait stablecoin dengan semua pejabat, seiring dengan persiapan Seoul untuk meluncurkan regulasi stablecoin. Sebelum pertemuan tersebut, Tarbert juga bertemu dengan eksekutif senior dari tiga bursa crypto terbesar di Korea Selatan, yaitu Upbit, Bithumb, dan Coinone.

Dalam diskusinya dengan Gubernur BOK Rhee, Tarbert membahas “masalah regulasi terkait transaksi stablecoin internasional”.

Keduanya juga membahas langkah-langkah kerjasama untuk mempromosikan stablecoin yang dipatok KRW, serta kekhawatiran Gubernur Rhee mengenai adopsi stablecoin.

Kekhawatiran dan Tren Stablecoin

BOK sebelumnya telah menyatakan kekhawatirannya bahwa stablecoin KRW dapat meningkatkan ketidakstabilan keuangan dan mengurangi efektivitas kebijakan moneter dan valuta asing. Rhee berpendapat bahwa stablecoin pada dasarnya akan menciptakan mata uang swasta, yang dapat memecahkan monopoli BOK atas penerbitan mata uang.

Namun, Hankyoreh melaporkan bahwa adopsi stablecoin yang dinyatakan dalam won “sudah tampak sebagai tren yang tidak dapat diubah.” Saat ini, terdapat kesepakatan lintas partai mengenai regulasi stablecoin di Majelis Nasional. Presiden Lee Jae-myung, yang merupakan pendukung stablecoin yang vokal, telah meminta pemerintah untuk mempercepat langkah-langkah adopsi.

Posisi BOK dan Inovasi di Sektor Stablecoin

Setelah tekanan ini, Hankyoreh melaporkan bahwa BOK “telah mundur” dan mengakui perlunya mempersiapkan digitalisasi mata uang di masa depan. Meskipun demikian, BOK tetap bersikeras bahwa hanya bank komersial yang boleh menerbitkan koin, dan ingin mengecualikan perusahaan fintech dan TI dari penerbitan token, dengan alasan bahwa kegagalan untuk melakukannya akan mengancam stabilitas keuangan dan perlindungan konsumen.

Para kritikus berpendapat bahwa sikap ini dapat menghambat inovasi, kreativitas, dan kompetisi di sektor ini.

Diskusi Lanjutan dan Prospek Stablecoin

Dalam pertemuan dengan Jin dari Shinhan, Tarbert juga membahas distribusi domestik stablecoin yang dipatok dolar, selain koin yang dipatok KRW dan remitansi internasional. Media melaporkan bahwa Circle “dilaporkan sedang melakukan proses perekrutan tidak resmi untuk mencari personel yang akan menjalankan operasi bisnis stablecoin yang dipatok won domestik.”

Biznews mengutip seorang pejabat industri crypto yang tidak disebutkan namanya yang menyatakan bahwa di AS, laporan terbaru dari Goldman Sachs memprediksi bahwa pasar stablecoin bisa segera bernilai triliunan dolar.

Sekretaris Perbendaharaan Amerika Serikat, Scott Bessent, baru-baru ini mengklaim bahwa stablecoin akan berperan dalam meningkatkan permintaan untuk obligasi pemerintah.