Opening Market on Optimistic News
Saham-saham dibuka lebih tinggi pada hari Kamis setelah laporan bahwa Presiden AS, Donald Trump, melakukan panggilan telepon dengan rekannya dari Tiongkok, Xi Jinping.
Dow Jones Industrial Average, yang menghentikan rentetan kemenangan selama lima hari terakhir pada tanggal 4 Juni, dibuka di zona hijau tetapi setelah 40 menit perdagangan berbalik sedikit negatif.
Meskipun perdagangan menunjukkan kurangnya momentum yang menggembirakan, antusiasme di Wall Street mencerminkan berita bahwa Trump dan Xi berbicara melalui telepon. Panggilan ini, dilaporkan oleh Xinhua, terjadi hanya beberapa hari setelah Trump mengklaim bahwa Tiongkok melanggar kesepakatan perdagangan yang baru disepakati.
Market Response and Economic Concerns
Pasar saham melonjak pada bulan April setelah pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok di Swiss. Saat saham perlahan naik setelah perkembangan terbaru ini, Bitcoin (BTC) berfluktuasi sedikit di atas $105,000.
Meskipun Wall Street mengincar keuntungan yang dapat membuat indeks utama AS mencatatkan minggu kemenangan lainnya, kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global tetap ada.
Terbaru yang menambah suasana suram adalah laporan ADP mengenai pertumbuhan perekrutan sektor swasta.
Pada hari Kamis, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pengangguran mingguan meningkat untuk minggu kedua berturut-turut. Jumlah orang Amerika yang mengajukan manfaat pengangguran meningkat sebesar 8.000 menjadi 247.000, lonjakan mingguan tertinggi sejak Oktober 2024. Angka ini melebihi ekspektasi para ekonom yang sebesar 237.000 klaim baru.
Labor Productivity and ECB Decisions
Secara paralel, produktivitas pekerja AS turun pada kuartal pertama 2025, mendorong biaya tenaga kerja per unit naik sebesar 6,6% di tengah ketidakpastian tarif yang terus berlanjut. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, produktivitas nonpertanian menurun pada tingkat tahunan sebesar 1,5% selama Q1.
Juga mencolok pada hari itu adalah keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sehingga membawa suku bunga fasilitas simpanan menjadi 2%. Ini menandai pemotongan suku bunga ketujuh berturut-turut oleh ECB, turun dari puncaknya 4% pada pertengahan tahun 2023.
Langkah ECB ini menyusul data inflasi zona euro yang menunjukkan penurunan menjadi 1,9% pada bulan Mei, di bawah target bank yang sebesar 2%.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell atas keputusan Fed untuk tidak memangkas suku bunga.
Ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai tarif dan kebijakan moneter terus mempengaruhi sentimen investor di pasar aset berisiko.