Feodalisme Baru: Peradaban Barat Menolak Bitcoin dengan Risiko Sendiri | Opini

4 jam yang lalu
2 menit baca
1 tampilan

Pengungkapan

Pandangan dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya merupakan milik penulis dan tidak mewakili pandangan editorial dari crypto.news.

Desentralisasi dalam Sejarah Barat

Mode hidup terdesentralisasi secara historis telah memungkinkan Barat untuk melanjutkan ekspansinya di seluruh dunia. Dari feodalisme hingga Revolusi Industri, dan kini Bitcoin (BTC) — yang dapat dianggap sebagai feodalisme baru — desentralisasi telah menjadi mekanisme kunci dalam proses ekspansi ini.

Feodalisme dan Ekspansi Barat

Ekspansi pertama Peradaban Barat terjadi antara tahun 970 dan 1270 dengan munculnya sistem feodal. Pada periode tersebut, feodalisme bersifat terdesentralisasi, yang memungkinkan sekelompok kecil pria bertindak sebagai tentara dan rohaniwan, sementara petani mengolah tanah. Ini memberikan jalan bagi otonomi lokal yang lebih besar dalam pemerintahan dan ekonomi.

Di bawah feodalisme, kekuasaan terdistribusi di antara para lord lokal, ksatria, dan manor, yang dapat menyesuaikan ekonomi dan pemerintahan berdasarkan kondisi lokal. Desentralisasi ekonomi pada abad ke-12 menghasilkan kebangkitan borjuasi — kelas menengah pada waktu itu — dan memecahkan kehidupan berbasis agraris yang kaku.

Revolusi Sosial dan Ekonomi

Munculnya perdagangan, kota, dan kelas menengah menciptakan revolusi sosial dan ekonomi yang mendorong tingkat literasi serta memperkenalkan ide-ide dan moralitas baru. Feodalisme membawa Barat ke dalam periode ekspansi baru dan memungkinkan peradaban untuk bertahan dari wabah dan kontroversi agama.

Fondasi desentralisasi feodalisme membuat Barat lebih tangguh dan mempersiapkan reorganisasi desentralisasi di masa depan. Feodalisme terdesentralisasi mencegah konsentrasi kekuasaan yang dapat membunuh inovasi, memungkinkan Barat untuk beradaptasi dan tumbuh melalui diversifikasi ekonomi, alih-alih menyerah pada kemunduran terpusat, seperti yang terlihat pada peradaban lain seperti Romawi.

Perubahan Pasca-Krisis Abad Pertengahan

Setelah krisis abad pertengahan, Barat sekali lagi mereformasi institusinya, membawanya ke dalam periode ekspansi baru. Hierarki feodal telah melemah seiring krisis ekonomi melanda dunia. Meningkatnya independensi di pusat-pusat perkotaan memungkinkan mereka menjadi pusat perdagangan dan semakin bergantung pada pemerintahan sendiri, terutama di Italia dan Flanders.

Gerakan Protestan membagi Gereja yang dulunya monolitik dan monarki era feodal. Kekuatan desentralisasi ini melahirkan keragaman intelektual, model pemerintahan baru, dan inovasi ekonomi, seperti benih kapitalisme. Desentralisasi otoritas agama dan politik memungkinkan ide-ide baru berkembang.

Desentralisasi dan Perang Dunia

Desentralisasi waktu memungkinkan Barat untuk menghadapi krisis, termasuk perang agama dan pergeseran ekonomi. Ekspansi akan dimulai lagi, menuju era modern. Revolusi Industri melihat ekspansi cepat dalam peradaban Barat berkat inovasi teknologi dan ekonomi.

Ekonomi merkantilisme terpusat melahirkan pengaturan yang lebih terdesentralisasi yang didorong oleh pasar. Kapitalisme komersial melibatkan individu dan perusahaan swasta yang mencari keuntungan melalui perdagangan dan inovasi, bukan monopoli yang dikendalikan negara.

Perkembangan Teknologi dan Desentralisasi

Sistem keuangan menjadi terdesentralisasi melalui perbankan simpanan. Aliran modal menjadi kurang terhambat. Para bankir menciptakan uang melalui pinjaman dan pembukuan, mengurangi pentingnya cadangan terpusat. Desentralisasi ekonomi lebih lanjut ini mendorong pertumbuhan industri, urbanisasi, dan kemajuan teknologi, memungkinkan Barat untuk membangun kembali setelah kekacauan ekonomi Perang Napoleon dan sistem merkantilisme yang membatasi.

Perang Dunia dan Desentralisasi Ilmiah

Pencarian ilmiah dan militer menjadi lebih terdesentralisasi selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sekelompok ilmuwan, insinyur, dan unit militer dari berbagai negara yang beragam dan sedikit terkoordinasi bergabung dalam upaya perang. Karya para ilmuwan menghasilkan teknologi baru, seperti radar dan bom atom, sambil meletakkan dasar bagi apa yang kemudian menjadi internet.

Rezim terpusat pada masa itu — Jerman Nazi dan Uni Soviet — tidak sebanding dengan Barat yang terdesentralisasi. Desentralisasi Barat memungkinkannya mengalahkan sistem terpusat fasisme dan komunisme.

Era Modern dan Bitcoin

Periode dari 1945 hingga 2008 menyaksikan jatuhnya dominasi Eropa, dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua kekuatan dominan di Bumi melalui Perang Dingin. Periode ini melihat kemajuan teknologi yang cepat, dekolonisasi, dan ketergantungan global yang meningkat.

Selama periode ini, kekuatan lembaga perbankan Anglo-Amerika tumbuh, yang mengarah pada peningkatan sentralisasi di seluruh dunia Barat. Bitcoin memiliki potensi untuk mendesentralisasi kekuasaan, keuangan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Lembaga terpusat pasti akan menolak inovasi terdesentralisasi ini, dan dengan melakukannya, mereka berisiko merusak masa depan peradaban Barat secara keseluruhan. Elit keuangan telah memainkan peran yang sangat besar dalam periode pasca Perang Dunia II, diberdayakan oleh kontrol terpusat mereka atas kredit dan mata uang.

Bitcoin menantang paradigma ini. Ini melewati perantara perbankan tradisional dan sistem moneter yang dikendalikan negara. Bitcoin adalah pelarian dari lembaga dominan dalam tatanan keuangan, seperti Federal Reserve atau Bank of England. Aset kripto asli ini menyebarkan kekuasaan, memberikan harapan baru bagi Barat yang sedang menurun.

Ini juga memungkinkan individu untuk menghindari sistem perbankan terpusat. Bitcoin dapat mendesentralisasi sistem keuangan, memastikan sistem global yang lebih adil dan kooperatif yang diberikan oleh kemajuan teknologi dan intelektual, serta memastikan kelangsungan peradaban Barat.