Hua Xia Bank Terbitkan Obligasi Tokenisasi Yuan Senilai $600 Juta

2 minggu yang lalu
Waktu baca 1 menit
5 tampilan

Hua Xia Bank Menerbitkan Obligasi Tokenisasi

Hua Xia Bank, lembaga keuangan yang terdaftar di bursa dan terhubung dengan pemerintah China, telah menerbitkan obligasi tokenisasi senilai 4,5 miliar yuan (setara dengan $600 juta) pada hari Rabu. Tujuan dari penerbitan ini adalah untuk mengurangi gesekan dalam proses penyelesaian transaksi dengan menghilangkan perantara dari proses lelang.

Menurut laporan dari Sina, obligasi pemerintah yang berbasis on-chain ini diterbitkan oleh Hua Xia Financial Leasing, anak perusahaan dari Hua Xia Bank, yang merupakan bank komersial yang dikendalikan oleh negara di China.

Obligasi tersebut menawarkan imbal hasil tetap sebesar 1,84% selama tiga tahun kepada pemegangnya. Tranche obligasi senilai $600 juta ini dilelang secara eksklusif kepada pemegang digital renminbi China, yang juga dikenal sebagai digital yuan.

Manfaat Obligasi Tokenisasi

Obligasi tokenisasi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah perantara yang diperlukan untuk penyelesaian transaksi, memperpendek waktu penyelesaian, dan menurunkan biaya transaksi. China telah menunjukkan sikap yang berubah-ubah terkait isu stablecoin dan cryptocurrency pada tahun 2025, dengan memilih untuk mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC) dan memanfaatkan teknologi blockchain yang diizinkan oleh negara, seiring dengan meningkatnya relevansi aset digital secara geostrategis.

Kebijakan Pemerintah China Terkait Cryptocurrency

Sinyal yang campur aduk dari pemerintah China terkait cryptocurrency semakin terlihat, di mana mereka terus mengubah arah kebijakan mengenai stablecoin dan cryptocurrency. Tindakan pemerintah bergantian antara pelarangan dan pelonggaran regulasi untuk memungkinkan perusahaan swasta beroperasi di sektor ini.

Pada awal Agustus, China menindak broker lokal dan perusahaan keuangan yang mengadakan seminar tentang stablecoin, serta menginstruksikan mereka untuk membatalkan acara yang dijadwalkan dan menghentikan publikasi penelitian terkait.

Regulator China khawatir bahwa stablecoin dapat menjadi sarana untuk aktivitas penipuan di negara tersebut, menurut laporan Bloomberg. Namun, kurang dari dua minggu kemudian, muncul kabar bahwa pemerintah China sedang mempertimbangkan untuk melegalkan stablecoin yuan yang diterbitkan secara pribadi untuk meningkatkan keberadaan mata uang fiat di pasar valuta asing.

Perusahaan teknologi China, termasuk Alibaba, Ant Group, dan JD.com, melihat ini sebagai sinyal positif untuk mulai mengembangkan token yang dipatok pada yuan. Namun, peringatan dari Beijing pada bulan Oktober mengenai stablecoin swasta membuat rencana tersebut terhenti.

Pusat Operasi Digital Yuan

Bank Rakyat China, sebagai bank sentral negara, mendirikan pusat operasi untuk digital yuan pada bulan September. Pusat yang berbasis di Shanghai ini akan mengawasi penyelesaian lintas batas dan pengembangan inisiatif terkait blockchain lainnya.