India dan Transformasi Keuangan Global
India kini menjadi sorotan dunia seiring dengan munculnya stablecoin dan keuangan digital yang mengguncang fondasi sistem moneter tradisional. Negara-negara di seluruh dunia dihadapkan pada kebutuhan untuk beradaptasi atau berisiko tertinggal. Dalam konteks ini, India semakin memposisikan diri sebagai pusat perdebatan keuangan global, di mana inovasi seperti stablecoin mulai mendefinisikan ulang struktur uang dan aliran modal.
Kautilya Economic Conclave 2025
Pada Kautilya Economic Conclave 2025 yang berlangsung pada 3 Oktober, Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman menekankan bahwa perubahan yang sedang terjadi bukanlah gangguan jangka pendek, melainkan bagian dari transformasi struktural yang lebih dalam dalam ekonomi global. Ia memperingatkan bahwa perkembangan ini menuntut keterlibatan proaktif dari para pembuat kebijakan, terutama di negara-negara berkembang, karena aturan interaksi keuangan dan ekonomi sedang ditulis ulang.
“Pilihan yang kita hadapi sangat jelas, dan kita sudah melihat upaya untuk membayangkan kembali sistem keuangan global itu sendiri,” ungkap menteri keuangan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa inovasi seperti stablecoin sedang mengubah lanskap uang dan aliran modal. Perubahan ini mungkin memaksa negara-negara untuk membuat pilihan biner: beradaptasi dengan arsitektur moneter baru atau berisiko terpinggirkan.
“Perkembangan semacam itu menekankan skala transformasi yang sedang berlangsung. Mereka juga mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang dapat mengisolasi diri dari perubahan sistemik. Apakah kita menyambut perubahan ini atau tidak, kita harus bersiap untuk terlibat dengannya,” tambah Sitharaman.
Tantangan dan Peluang bagi India
Ia mencatat bahwa pendekatan ganda India—beraspirasi untuk mencapai status ekonomi maju pada tahun 2047 sambil mempertahankan kemandirian—akan memerlukan pertumbuhan PDB sebesar 8% setiap tahun, didukung oleh reformasi domestik dan ketahanan terhadap guncangan eksternal. Dalam menguraikan tantangan geopolitik dan ekonomi yang lebih luas, Sitharaman menekankan perlunya negara-negara berkembang untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan keberlanjutan, serta transisi energi dengan keamanan energi.
Ia berargumen bahwa reformasi India dalam belanja modal, inklusi keuangan, dan manajemen inflasi memperkuat kemampuannya untuk bertahan dari volatilitas. Mengajak untuk menciptakan tatanan internasional yang lebih inklusif, ia menyimpulkan,
“Kita harus menjadi peserta aktif, membentuk hasil di mana mungkin dan mempertahankan otonomi di mana perlu.”
Pernyataannya menyoroti bahwa munculnya stablecoin dan inovasi moneter dapat menghadirkan risiko dan peluang, dengan India berupaya memanfaatkan ketahanan untuk menjadi pemimpin dalam arsitektur keuangan yang sedang berkembang.