Latam Insights Encore: Bolivia Harus Mengadopsi Stablecoin Sebelum Negara Ini Mengadopsi Stablecoin

3 jam yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Selamat Datang di Latam Insights Encore

Selamat datang di Latam Insights Encore, sebuah tinjauan mendalam tentang berita ekonomi dan cryptocurrency yang paling relevan di Amerika Latin dari minggu lalu. Dalam edisi ini, kami mengamati proses adopsi stablecoin yang semakin meningkat di Bolivia dan bagaimana pemerintah seharusnya mengadopsinya untuk penyelesaian lintas batas.

Adopsi Stablecoin di Bolivia

Bolivia, sebuah negara yang dulunya melarang cryptocurrency, kini menjadi sorotan saat tingkat adopsinya meroket. Stablecoin, token yang nilainya terikat pada dolar AS, telah mengguncang negara ini, memungkinkan warganya untuk menggunakannya sebagai proksi dolar dalam konteks pembatasan mata uang. Negara ini telah menjadi rumah bagi industri yang fokus membawa kenyamanan stablecoin kepada pengguna ritel, memanfaatkan USDT sebagai unit akuntansi dan media pertukaran.

Inovasi Pembayaran dengan Stablecoin

Minggu lalu, Toyosa menjadi perusahaan pertama yang menerima stablecoin sebagai pembayaran untuk kendaraan di Amerika Latin, menandai tonggak sejarah bagi Bolivia. Perusahaan yang merupakan dealer eksklusif Toyota, Yamaha, dan beberapa merek lainnya, bekerja sama dengan Bitgo dan Towerbank untuk memungkinkan pelanggan membayar kendaraan menggunakan USDT melalui kode QR. Langkah ini menyoroti kegunaan aset stablecoin di Bolivia yang sedang bermasalah saat ini dan menekankan perlunya proksi dolar yang mungkin dapat dipenuhi oleh aset-aset ini di tengah lemahnya mata uang fiat.

Pentingnya Adopsi oleh Pemerintah

Pemerintah Bolivia juga harus mengadopsi USDT dan stablecoin lainnya untuk membebaskan sebagian cadangannya dan menggunakannya untuk tujuan lain. Namun, pemerintah sebelumnya telah menolak ide ini, memblokir penggunaan cryptocurrency untuk melakukan akuisisi terkait energi demi likuiditas dan tujuan penerimaan. Sementara negara ini juga sedang merancang Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk tujuan penyelesaian lintas batas, tidak mungkin memiliki daya tarik yang sama seperti stablecoin, yang didukung oleh kekuatan dolar, di pasar komoditas internasional.

Contoh dari Venezuela

Venezuela adalah contoh dari hal ini, karena laporan menunjukkan bahwa negara tersebut menerima sebagian besar penyelesaian minyaknya dalam stablecoin, memanfaatkan ini untuk menavigasi pembatasan pasar yang kompleks dan sanksi sepihak. Pesannya jelas: stablecoin ada untuk tinggal, dan terserah pemerintah Bolivia untuk memanfaatkan manfaat dari aset-aset ini atau terus menghadapi masalah kelangkaan dolar.