Mengapa Wall Street Tidak Akan Mengadopsi Crypto Tanpa Privasi Zero-Knowledge

1 bulan yang lalu
2 menit baca
6 tampilan

Pentingnya Kerahasiaan dalam Penggunaan Stablecoin

Saat Anda melakukan pembayaran menggunakan stablecoin seperti USDC, Anda mungkin memberikan lebih dari sekadar uang. Ketika bertransaksi di blockchain publik, seorang pedagang—atau siapa saja—dapat melihat dompet Anda, menganalisis transaksi masa lalu, dan kemungkinan besar menggunakan atau menjual riwayat keuangan pribadi Anda. Fenomena ini menjadi tantangan yang tidak sepele.

Ragu Adopsi Teknologi Blockchain

Inilah mengapa institusi-institusi besar, mulai dari bank-bank utama hingga lembaga pemerintah, ragu untuk mengadopsi teknologi blockchain. Entitas keuangan, perusahaan, dan dana sovereign berisiko terpapar informasi sensitif seperti operasi treasury, strategi perdagangan, dan pergerakan keuangan triwulanan ke publik.

Solusi Zero-Knowledge Proofs (ZKP)

Apa yang dibutuhkan adalah cara bagi sistem ini untuk melakukan transaksi secara rahasia dan aman sambil tetap menunjukkan komitmen terhadap regulasi. Beruntung, sebuah solusi telah muncul, yaitu zero-knowledge proofs (ZKP), sebuah inovasi dalam kriptografi yang menawarkan metode untuk menjaga keterbukaan dan desentralisasi dari blockchain, sambil memperkenalkan kerahasiaan dan kontrol yang diperlukan oleh institusi-perusahaan ini.

Transparansi vs Kerahasiaan

Blockchain publik seperti Bitcoin dan Ethereum dirancang dengan prioritas terhadap transparansi. Ini efektif untuk ketahanan sensor dan sistem tanpa kepercayaan yang mengasumsikan bahwa semua pihak di dalamnya beroperasi lebih baik dalam kondisi terbuka. Namun, untuk organisasi yang sangat diatur atau entitas keuangan penting, transparansi ekstrem ini dapat menjadi kelemahan yang serius.

Misalnya, banyak bank beroperasi di bawah norma kerahasiaan yang diatur oleh hukum, sementara penyedia layanan pembayaran diwajibkan untuk melindungi data pengguna berdasarkan kerangka yang ada.

Konsekuensi Kebocoran Informasi

Oleh karena itu, mengungkapkan paparan pihak lawan atau waktu transaksi secara publik menciptakan risiko manipulasi pasar dan pelanggaran kewajiban fidusia. Begitu pula, jika sebuah lembaga pemerintah menggunakan jalur publik untuk mengoordinasikan bantuan darurat atau pengadaan militer, pihak-pihak tertentu dapat merumuskan prioritas nasional atau jadwal operasional hanya berdasarkan metadata transaksi. Dalam kedua kasus ini, konsekuensi dari kebocoran informasi dapat berujung pada bencana ekonomi atau strategis.

Menemukan Solusi di Zero-Knowledge Proofs

Zero-knowledge proofs hadir sebagai alternatif yang memungkinkan antara transparansi penuh dan opasitas total. ZKP memungkinkan satu pihak untuk membuktikan secara matematis bahwa sebuah pernyataan benar tanpa mengungkapkan data dasarnya.

Contohnya, sebuah perusahaan dapat membuktikan bahwa aset on-chain-nya melebihi kewajibannya tanpa harus mengungkapkan alamat dompet atau rincian aset.

Pengungkapan yang Selektif

Dalam praktiknya, ZKP memungkinkan pengungkapan yang selektif, sehingga institusi dapat mematuhi kewajiban regulasi seperti pemeriksaan Anti Pencucian Uang (AML) sambil tetap menjaga kerahasiaan data operasional mereka. Alih-alih memposting data mentah ke jaringan, mereka hanya memposting bukti bahwa syarat tertentu telah dipenuhi, yang dapat diverifikasi secara publik tanpa mengungkapkan transaksi atau rincian pengguna yang mendasarinya. Ini merupakan perubahan yang sangat signifikan.

Implikasi bagi Institusi Keuangan

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, entitas dapat membuktikan siapa mereka, apa yang mereka miliki, atau apa yang telah mereka lakukan tanpa harus mengungkapkan informasi tersebut secara langsung. Sebelumnya, identitas, kepatuhan, solvabilitas, dan tata kelola memerlukan pengungkapan, namun dengan teknologi zero-knowledge, mereka hanya memerlukan bukti.

Institusi yang pernah mencoba menggunakan blockchain publik untuk aplikasi yang serius telah merasakan batasan-batasan tersebut secara langsung. Konssekuensinya, kita kini melihat proliferasi solusi berbasis ZK yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan institusi di dunia nyata. Salah satu contoh terbaru adalah Kinexys milik JP Morgan, sebuah blockchain privat yang dirancang khusus untuk penyelesaian tunai dan komunikasi antar bank.

Kesimpulan

Fakta bahwa salah satu bank paling konservatif di dunia merasa perlu untuk membangun infrastruktur blockchain privatnya sendiri sangat menggambarkan kebutuhan ini—dan mereka tidak sendirian. Di luar kemunculan bisnis dan startup yang fokus pada ZK, entitas pemerintah besar, mulai dari Departemen Pertahanan AS hingga Komisi Eropa, juga sedang menjelajahi cara untuk memanfaatkan ZKP untuk berbagi data dengan aman dalam lingkungan yang berisiko tinggi.

Dengan jelas, institusi-institusi ingin mendapatkan manfaat dari uang yang dapat diprogramkan dan penyelesaian atomik, tanpa mengorbankan kerahasiaan informasi kepemilikan.

Ketika setiap transaksi terpapar di hadapan publik, bisnis dan pemerintah menghadapi dilema antara memanfaatkan infrastruktur keuangan generasi mendatang dan melindungi informasi sensitif. Agar teknologi dapat digunakan untuk penggajian, cadangan sovereign, perdagangan lintas batas, dan jaringan penyelesaian institusi, teknologi tersebut harus berkembang untuk memenuhi standar privasi dan pengendalian risiko yang diharapkan dalam keuangan berisiko tinggi.

Privasi bukanlah suatu misi sekunder. Ini adalah fondasi dari keuangan yang dapat diskalakan, aman, dan patuh. Jika kita ingin institusi keuangan terkemuka di dunia dan entitas publik sepenuhnya menerima aset digital, industri blockchain harus efektif menanggapi kebutuhan mereka, dengan alat kriptografi yang sejalan dengan cara mereka beroperasi. Teknologi zero-knowledge adalah jembatan untuk mencapainya.