Alarm Hukum Terkait Cryptocurrency di India
Alarm hukum di India terkait cryptocurrency semakin menguat setelah Pengadilan Tinggi Delhi memberikan peringatan bahwa aset digital ini dapat mengancam stabilitas moneter negara. Hal ini terjadi karena cryptocurrency berpotensi melarutkan mata uang resmi ke dalam sistem keuangan yang tidak transparan dan tidak dapat dilacak. Kekhawatiran mengenai penyalahgunaan aset digital semakin meningkat setelah peringatan dari pihak yudisial yang menyoroti kemampuan cryptocurrency untuk mengganggu sistem moneter yang sah melalui aliran dana yang tidak jelas.
Pernyataan Hakim dan Implikasi Ekonomi
Hakim Girish Kathpalia dari Pengadilan Tinggi Delhi menyatakan bahwa transaksi cryptocurrency dapat mengaburkan instrumen moneter resmi ke dalam sistem dana yang tidak dapat dilacak, yang pada gilirannya meningkatkan kekhawatiran akan risiko ekonomi sistemik. Dalam sebuah laporan oleh Press Trust of India pada 14 Juli, hakim tersebut menolak permohonan jaminan bagi seorang pengusaha yang terlibat dalam kasus korupsi terkait cryptocurrency, menekankan keseriusan tuduhan yang dihadapinya.
“Perdagangan cryptocurrency memiliki implikasi mendalam terhadap ekonomi negara kita dengan melarutkan uang yang diakui ke dalam uang gelap yang tidak diketahui dan tidak dapat dilacak.”
“Tuduhan terhadap terdakwa dalam penipuan multi-korban ini cukup serius, terutama mengingat latar belakangnya yang terlibat dalam sebanyak 13 kasus serupa.”
Risiko dan Kebijakan Regulasi
Putusan ini mencerminkan risiko yang lebih luas yang ditimbulkan oleh pelarutan uang yang diakui ke dalam uang gelap yang tidak dapat dilacak. Hal ini menunjukkan ketidaknyamanan hukum yang semakin meningkat terhadap potensi disruptif dari cryptocurrency. Dengan memposisikan aset digital sebagai risiko finansial, bukan sebagai alat netral, sikap pengadilan ini dapat mempengaruhi penegakan hukum di masa depan.
Rekam jejak panjang terdakwa dalam skema serupa semakin memperburuk kekhawatiran yudisial, memperkuat persepsi bahwa penipuan terkait cryptocurrency semakin meningkat. Bahasa yang digunakan oleh pengadilan menunjukkan adanya pergeseran kebijakan yang lebih luas, yang mengindikasikan bahwa teknologi semacam ini memerlukan pengawasan yang lebih ketat dalam aparat hukum dan regulasi.
Regulasi Cryptocurrency di India
Saat ini, India belum memiliki regulasi cryptocurrency yang spesifik, tetapi kebijakan pemerintah menunjukkan sikap hati-hati. Meskipun perdagangan dan kepemilikan cryptocurrency adalah legal, aset ini tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah. Baru-baru ini, Mahkamah Agung India mengkritik pemerintah karena gagal mengatur cryptocurrency, membandingkan perdagangan bitcoin yang tidak diatur dengan “bentuk Hawala yang lebih halus“, yaitu sistem transfer uang informal.
Pemerintah juga memberlakukan pajak keuntungan modal sebesar 30% dan pajak yang dipotong di sumber (TDS) sebesar 1%, serta mewajibkan pendaftaran Unit Intelijen Keuangan untuk bursa. Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman menekankan perlunya kerjasama global dalam pengaturan cryptocurrency, tema yang diusung India selama kepresidenan G20-nya. Sementara itu, bursa crypto Bybit mulai menerapkan pajak barang dan jasa (GST) sebesar 18% di India pada biaya layanan dan perdagangan cryptocurrency.