Penjahat Menuntut $30.000 dalam BTC dari Sekolah-sekolah dengan Ancaman Bom

3 jam yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Ancaman Bom di Tiga Sekolah Internasional di Indonesia

Tiga sekolah internasional di Indonesia menerima ancaman bom dari pengirim yang tidak dikenal, yang menuntut tebusan sebesar $30.000 dalam bentuk Bitcoin (BTC) yang harus dikirim ke alamat cryptocurrency tertentu. Penjahat tersebut mengklaim telah menanam bom di area sekolah.

Pesan ancaman tersebut dikirim melalui WhatsApp dari nomor yang diduga berasal dari Nigeria, dengan kode negara +234. Dalam pesan berbahasa Inggris tersebut, pelaku mengancam staf sekolah untuk membayar tebusan sebesar $30.000 dalam BTC, atau mereka akan meledakkan bom yang diklaim telah ditanam di dalam sekolah.

“Pesan untuk SEMUA ORANG. Kami memiliki bom di sekolah Anda. Bom akan meledak dalam 45 menit jika Anda tidak setuju untuk membayar kami $30.000 ke alamat Bitcoin kami,” tulis pelaku dalam pesan WhatsApp yang dibagikan kepada media.

Pesan yang sama dikirim ke ketiga sekolah, satu terletak di Jakarta Utara dan dua lainnya berada di Tangerang Selatan. Semua pesan tersebut berisi alamat BTC yang sama.

“Jika Anda tidak mengirimkan uang, kami akan meledakkan perangkat tersebut segera,” ancam penyerang.

Selain itu, pengirim yang tidak dikenal juga memperingatkan pejabat sekolah agar tidak menghubungi polisi, karena mereka mengklaim akan segera meledakkan bom jika pihak berwenang terlibat. Meskipun ada ancaman ini, pihak sekolah tetap menghubungi penegak hukum setempat untuk menangani situasi tersebut.

Petugas polisi dikerahkan ke ketiga lokasi setelah menerima laporan tentang ancaman bom. Setelah melakukan pencarian menyeluruh yang melibatkan Tim Penjinak Bom (Jibom) dari kepolisian, pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa tidak ada bahan peledak atau bom ditemukan di ketiga sekolah tersebut.

“Kami melakukan penyisiran dan mengamankan area, syukurlah, tetapi tidak ada bahan peledak atau bom atau hal serupa yang ditemukan,” kata Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, kepada wartawan.

Kapolres Kelapa Gading, Komisaris Seto Handoko, juga menyatakan bahwa timnya telah melakukan penyelidikan serupa di Sekolah Interkultural Jakarta Utara dan tidak menemukan bom di lokasi tersebut.

“Hasil sterilisasi aman, tidak ada bom,” kata Seto.

Mengenai alamat Bitcoin yang terlampir, pihak berwenang bekerja sama dengan asosiasi cryptocurrency nasional untuk melacak alamat dompet penjahat tersebut. Hasil pelacakan on-chain menunjukkan bahwa alamat dompet BTC yang terlampir pada pesan-pesan tersebut tidak valid dan tidak terdaftar di bursa cryptocurrency Indonesia mana pun.

Hingga saat ini, polisi belum mengungkap identitas pengirim dan motif di balik ancaman bom tersebut. Penyidikan masih berlangsung, namun tidak ada ancaman baru yang muncul di antara sekolah-sekolah Indonesia lainnya sejauh ini.