Revolusi Cryptocurrency Ramah Lingkungan yang Mengejutkan di Bhutan

7 jam yang lalu
2 menit baca
1 tampilan

Bhutan dan Transformasi Digital

Kerajaan Bhutan telah lama berpegang pada tradisi, menjauh dari arus utama global. Namun, kini, Himalaya bukan hanya bergetar dengan irama doa, tetapi juga dengan kegiatan penambangan cryptocurrency. Coinpaper menjelajahi bagaimana negara kecil ini membangun masa depan digitalnya—dan apa keterkaitannya dengan bitcoin.

Sejarah Pendekatan Bhutan

Hingga baru-baru ini, Bhutan menerapkan kebijakan isolasi mandiri demi melindungi tradisi nasional. Sangat sulit bagi orang asing untuk masuk, dan televisi baru muncul pada tahun 1999. Titik balik terjadi dengan penobatan Jigme Singye Wangchuk. Anaknya, Raja Jigme Khesar Namgyal Wangchuck, secara aktif melanjutkan modernisasi yang dimulai oleh ayahnya. Negara ini secara bertahap membuka perbatasan, meningkatkan pariwisata, dan membangun hubungan internasional.

Inisiatif Digital Bhutan

Inisiatif utama dalam hal ini adalah program Digital Bhutan, yang bertujuan untuk mentransformasi kerajaan menjadi negara yang maju secara teknologi. Program ini mencakup pengembangan infrastruktur, pemerintahan elektronik, promosi literasi digital, dan dukungan untuk startup teknologi informasi.

Cryptocurrency dan Penambangan

Pada tahun 2023, terungkap bahwa Bhutan secara diam-diam menambang cryptocurrency di tingkat negara. Seperti yang dilaporkan Forbes, berdasarkan bocoran dari perusahaan pinjaman cryptocurrency yang bangkrut, BlockFi dan Celsius, dana kekayaan berdaulat Bhutan, Druk Holding & Investments (DHI), adalah klien mereka dan mengalirkan jutaan dolar ke cryptocurrency melalui operasi penambangan besar-besaran. DHI, yang mengelola aset milik negara, telah mengonfirmasi kegiatan penambangan bitcoin tersebut.

Keunggulan utama Bhutan adalah surplus listrik hidroelektrik yang murah—sumber daya bersih yang diekspor ke India. Pertambangan energi terbarukan sejalan dengan ambisi Bhutan untuk tetap menjadi negara netral karbon, dengan usaha lebih intensif dalam bidang ini antara 2023 hingga 2024. DHI bekerja sama dengan perusahaan penambangan internasional besar untuk menciptakan pusat data baru yang sepenuhnya didukung oleh tenaga air. Menurut BitcoinTreasuries, Bhutan menduduki peringkat kelima di dunia dalam hal cadangan bitcoin, dengan memegang 12.062 BTC.

Sikap Terhadap Cryptocurrency

Sikap Bhutan terhadap cryptocurrency dapat digambarkan sebagai berhati-hati namun optimis. Tidak ada larangan tegas terhadap penggunaan aset digital oleh warganya, tetapi Otoritas Moneter Kerajaan (RMA) telah mengingatkan tentang risiko yang berhubungan dengan volatilitas dan kurangnya regulasi. Di sisi lain, Bhutan aktif menjelajahi potensi teknologi blockchain. Pada tahun 2021, RMA bekerja sama dengan Ripple, perusahaan asal AS, untuk menguji versi digital dari mata uang nasional Bhutan, ngultrum, yang berbasis pada teknologi CBDC.

Pengembangan Pariwisata dan Ekoturisme

Setelah pembukaan perbatasan pada September 2022, Biaya Pengembangan Berkelanjutan (SDF) dinaikkan dari $65 menjadi $200 per orang per hari, guna memperkuat prinsip “nilai tinggi” dengan menarik lebih banyak wisatawan kaya. Namun, demi merangsang arus kunjungan dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasca-pandemi, pada September 2023, pemerintah Bhutan mengumumkan pengurangan SDF menjadi $100, yang berlaku hingga 31 Agustus 2027.

Negara ini juga aktif mengembangkan ekoturisme, menekankan pengalaman budaya lokal dan peluang untuk memahami konsep Kebahagiaan Nasional Bruto. Kebijakan luar negeri Bhutan yang berhati-hati berupaya untuk mempertahankan kedaulatan dan identitas budaya. India tetap sebagai mitra strategis bagi Bhutan dan memberikan bantuan keuangan yang signifikan dalam rencana pembangunan lima tahunan.

Hubungan Internasional dan Posisi Bhutan

Bhutan telah menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 1971 dan aktif terlibat dalam berbagai organisasi internasional, seperti SAARC dan Gerakan Non-Blok, serta menjaga hubungan diplomatik dengan lebih dari 50 negara, termasuk Bangladesh, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan beberapa negara Eropa lainnya.

“Bhutan adalah negara kecil yang stabil dan tidak terlibat dalam ketegangan AS-Cina. Ini menciptakan suasana netralitas Thailand,” jelas seorang diplomat anonim kepada Nikkei Asia.

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Perjalanan Bhutan menuju masa depan teknologi tidaklah lepas dari tantangan. Sumber daya manusia yang terbatas, kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur TI dalam kondisi pegunungan yang sulit, potens brain drain, dan tantangan untuk mempertahankan identitas budaya di tengah perubahan teknologi yang cepat adalah beberapa di antaranya. Ketergantungan pada penambangan tenaga air juga membawa risiko yang berkaitan dengan musiman dan perubahan iklim.

Namun, pendekatan unik Bhutan—menggabungkan komitmen terhadap inovasi dengan filosofi Kebahagiaan Nasional Bruto—berhasil menarik perhatian dunia. Dukungan pemerintah terhadap inisiatif penambangan dan cryptocurrency, fokus pada perlindungan lingkungan, serta pendekatan terukur terhadap regulasi, dapat menjadikan kerajaan ini contoh bagaimana negara kecil memanfaatkan teknologi canggih untuk pembangunan berkelanjutan. Bhutan, yang sebelumnya terisolasi secara sukarela, kini menunjukkan bahwa ia tidak hanya siap mengejar, tetapi juga tetap berada di garis depan tren teknologi global.