Saham DigiAsia Melonjak Setelah Pengumuman Alokasi 50% Laba untuk Bitcoin

4 minggu yang lalu
Waktu baca 1 menit
4 tampilan

Strategi Baru DigiAsia Corp. untuk Bitcoin

DigiAsia Corp. baru saja mengumumkan rencana strategis untuk menempatkan Bitcoin dalam kas perusahaan. Dengan persetujuan dari Dewan Direksi, perusahaan ini akan mengalokasikan hingga 50% dari laba bersihnya untuk mengakuisisi Bitcoin (BTC) sebagai aset cadangan digital jangka panjang. Menurut rilis resmi perusahaan, DigiAsia, yang merupakan perusahaan fintech fokus pada layanan keuangan digital di pasar berkembang, sedang menjajaki penggalangan dana hingga $100 juta, dengan tujuan membangun posisi Bitcoin yang kuat.

Persetujuan dan Opsi Penggalangan Dana

$FAASDigiAsia, sebagai platform fintech yang berorientasi pada teknologi dan layanan keuangan digital di Asia dan sekitarnya, telah mendapatkan persetujuan dari dewan untuk mendirikan cadangan kas Bitcoin (BTC). Untuk mendukung penggalangan dana ini, perusahaan ini juga sedang menilai opsi pasar modal, seperti penawaran ekuitas, surat utang konversi, dan instrumen keuangan crypto terstruktur.

Co-CEO Prashant Gokarn menggambarkan Bitcoin sebagai “lapisan dasar untuk diversifikasi kas modern” dan menekankan bahwa langkah tersebut mencerminkan komitmen lebih luas DigiAsia terhadap inovasi fintech dan blockchain.

Sebagai dampak dari pengumuman tersebut, saham DigiAsia melonjak lebih dari 180% dalam perdagangan pada Senin pagi.

Strategi Imbal Hasil dan Kinerja Kas

Selain memegang Bitcoin, DigiAsia juga berencana untuk menerapkan strategi yang dapat memberikan imbal hasil, termasuk pinjaman institusional dan staking, melalui mitra yang terdaftar. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja kas perusahaan sambil mempertahankan nilai bagi pemegang saham.

DigiAsia kini bergabung dengan sejumlah perusahaan yang terdaftar di Nasdaq yang telah mengintegrasikan aset digital ke dalam manajemen kas mereka. Pendekatan yang diambil DigiAsia bertujuan untuk menyeimbangkan eksposur crypto jangka panjang dengan alat yang dapat menghasilkan pendapatan, sehingga menempatkannya di garis depan adopsi institusional di seluruh Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah.