Kepemimpinan Baru di Korea Selatan dan Kebijakan Cryptocurrency
Korea Selatan, sebagai salah satu pasar cryptocurrency yang berkembang pesat, baru-baru ini memilih presiden baru, Lee Jae-myung. Ia berkomitmen untuk mempromosikan stablecoin berbasis won Korea dan ETF cryptocurrency. Lee Jae-myung adalah anggota utama Partai Demokrat, dan meskipun sebelumnya kalah dalam pemilihan presiden 2022 dari Yoon Seok-yeol, ia menjadikan kebijakan cryptocurrency sebagai fokus penting dalam upayanya meraih dukungan dari kalangan muda dan investor ritel.
Perubahan yang Drastis
Namun, dua kali kalah dalam pemilihan membuatnya dikenal sebagai kandidat abadi. Situasi ini berubah drastis pada Desember 2024. Presiden Yoon Seok-yeol dipecat secara mendadak di tengah tekanan publik dan Kongres setelah mencoba menyatakan keadaan darurat militer yang memicu krisis konstitusi. Kejadian ini membuat kursi kepresidenan kosong dua tahun lebih awal dari yang dijadwalkan.
Dengan situasi kekacauan di Majelis Nasional, Lee Jae-myung cepat tanggap memanfaatkannya. Ia memanggil anggota Majelis Nasional untuk memasuki aula, meluncurkan siaran langsung, serta bergerak menuju Majelis Nasional disambut dukungan publik. Dalam pemilihan presiden tambahan yang diumumkan baru-baru ini, Lee Jae-myung berhasil meraih 49,2% suara, mengalahkan saingannya, Kim Moon-soo, yang memperoleh 36,8% suara.
Pusat Reformasi Keuangan Nasional
Kemenangan ini bukan hanya pencapaian bagi pendukungnya, tetapi juga membuka jalan bagi perubahan penting dalam regulasi aset digital di Korea Selatan. Sebelum menjabat, Lee Jae-myung sudah mengajukan berbagai proposal kebijakan tentang aset digital selama kampanyenya.
Ia menempatkan aset virtual sebagai elemen kunci dari reformasi keuangan nasional dan untuk pertama kalinya memasukkan mereka dalam agenda komitmen presiden.
Tujuannya adalah untuk membangun legitimasi dan keamanan pasar crypto melalui desain institusi yang lebih baik. Beberapa fokus utama dalam komitmennya terhadap industri cryptocurrency Korea Selatan antara lain:
- Mendorong legalisasi ETF aset virtual;
- Mengarahkan Dana Pensiun Nasional Korea sebesar sekitar $884 miliar untuk berinvestasi dalam aset crypto;
- Membangun sistem stablecoin yang dipatok dengan won Korea.
Advokasi Terhadap Stablecoin
Di antara semua kebijakan tersebut, advokasi Lee Jae-myung terhadap stablecoin berbasis won Korea menjadi sorotan. Dalam sebuah siaran langsung YouTube, ia menyatakan bahwa untuk memastikan kekayaan nasional tidak keluar dari negara, perlu dibentuk pasar stablecoin yang berlandaskan pada won Korea. Pernyataan ini mencerminkan pemahaman mendalam terhadap lanskap internasional aset digital.
Menurut data Bank of Korea, volume transaksi stablecoin yang terpatok pada dolar AS mencapai 57 triliun won pada kuartal pertama 2025, berkontribusi lebih dari setengah total transaksi stablecoin di Korea Selatan.
Pembentukan Lingkungan Investasi yang Aman
Untuk mencapai target tersebut, Lee Jae-myung merencanakan reformasi pasar yang dipimpin pemerintah, pengurangan biaya, serta pembentukan sistem regulasi komprehensif dan promosi pembentukan Biro Regulasi Aset Digital khusus. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih aman bagi investor ritel serta mengubah aset crypto dari instrumen spekulatif menjadi alternatif investasi yang lebih serius.
Ini bukan kali pertama Lee Jae-myung membahas isu keuangan digital. Sejak 2021, ia telah menganjurkan penundaan pajak penghasilan dari aset virtual yang awalnya direncanakan berlaku pada 2022, menekankan bahwa regulasi adalah langkah awal sebelum pelaksanaan pajak.
Reaksi Terhadap Kebijakan dan Kontroversi
Saat ini, peta jalan kebijakan yang terfokus pada ETF, stablecoin, dan sistem regulasi semakin nyata, beralih dari sekadar slogan kampanye menjadi lembaga konkret saat Lee Jae-myung mulai menjabat. Namun, rencana Lee Jae-myung untuk mempromosikan stablecoin won Korea tidak dapat terlepas dari kontroversi.
Lee Joon-seok, kandidat presiden dari Partai Reformasi Baru, melancarkan kritik sengit di media sosial, menyatakan bahwa pandangan ekonomi Lee Jae-myung selalu berbahaya. Menanggapi kritik tersebut, Partai Demokrat segera membela diri, menyampaikan bahwa penolakan total terhadap stablecoin hanya berdasarkan insiden satwa Terra-Luna sangat bertentangan dengan tren regulasi internasional.
Proyeksi Masa Depan Cryptocurrency di Korea Selatan
Bagi industri cryptocurrency Korea, hal ini bisa berarti tahap baru perkembangan dari pinggiran ke pusat sistem. Data dari Layanan Intelijen Keuangan (FIU) Korea Selatan menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, jumlah investor crypto yang telah menyelesaikan proses otentikasi nama asli mencapai 9,7 juta, meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perubahan struktural ini menunjukkan bahwa aset cryptocurrency secara perlahan terbebas dari stigma sebagai instrumen spekulatif bagi kalangan muda dan dianggap sebagai bagian dari alokasi aset kelas menengah ke atas.
Dengan kebijakan baru yang diusulkan oleh Lee Jae-myung, pemerintah Korea Selatan juga berkomitmen untuk mencegah berlangsungnya krisis kepercayaan di pasar crypto dan menetapkan fondasi untuk pengaturan yang lebih teratur di pasar crypto. Meskipun tantangan masih ada, di bawah kepemimpinan Lee Jae-myung, cryptocurrency tidak lagi menjadi area abu-abu yang terhindar, tetapi menjadi bagian yang terintegrasi dalam strategi nasional.