Transformasi Perdagangan Global melalui Stablecoin: Solusi di Tengah Sanksi

1 bulan yang lalu
3 menit baca
4 tampilan

Laporan Stablecoin dan Perdagangan Global

Laporan ini, yang ditulis oleh Tiger Research, mengulas bagaimana stablecoin mengubah perdagangan global, terutama dalam konteks penghindaran sanksi, peran mereka sebagai infrastruktur keuangan yang sah, dan adopsi oleh negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok.

Poin Kunci

  1. Kebangkitan Stablecoin sebagai Alat Strategis di Tengah Sanksi

    Stablecoin semakin penting secara global, tidak hanya sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai alat keuangan praktis untuk individu, lembaga, dan negara. Munculnya stablecoin ini berawal dari dunia kripto, di mana para trader menggunakan USDT dan USDC untuk berdagang dan mentransfer modal dengan efisien, serta mengakses likuiditas di berbagai platform. Stablecoin memberikan akses yang lebih baik ke dolar AS, terutama di pasar dengan infrastruktur perbankan terbatas atau kontrol modal ketat.

    Penggunaan stablecoin kini meluas ke transaksi institusional dan B2B, di mana bisnis memanfaatkan stablecoin untuk pembayaran lintas batas, penyelesaian kepada pemasok, dan penggajian—terutama di pasar negara berkembang yang memiliki layanan perbankan yang tidak dapat diandalkan. Dibandingkan dengan transfer bank melalui SWIFT, transaksi menggunakan stablecoin dilakukan hampir seketika, tanpa perantara, dan dengan biaya rendah.

    Hal ini menjadikan stablecoin semakin penting bagi perusahaan yang beroperasi di wilayah dengan ketidakstabilan politik atau ekonomi. Kini, stablecoin diuji di tingkat nasional, bertransformasi dari sekadar kenyamanan operasional menjadi instrumen strategis. Negara-negara, terutama yang menghadapi sanksi seperti Rusia, mulai beralih ke stablecoin. Ketika penggunaan stablecoin beranjak dari korporasi ke tingkat nasional, peranan mereka berubah dari sekadar alat operasional menjadi kebutuhan strategis.

    Laporan ini juga akan membahas bagaimana stablecoin digunakan untuk menghindari sanksi, menekan biaya, dan membuka rute perdagangan baru melalui studi kasus dunia nyata.

  2. Penggunaan Praktis Stablecoin dalam Perdagangan Global

    Rusia semakin mengintegrasikan stablecoin seperti USDT serta cryptocurrency besar seperti Bitcoin dan Ethereum dalam perdagangan minyak dengan Tiongkok. Menurut laporan Reuters pada Maret 2025, langkah ini merupakan strategi untuk menghindari sanksi Barat.

    Model transaksi yang digunakan cukup sederhana: Pembeli dari Tiongkok mentransfer mata uang domestik (seperti RMB) kepada perantara, yang kemudian mengonversinya menjadi stablecoin atau aset digital lain. Aset tersebut kemudian diberikan kepada eksportir Rusia, yang mengonversi dana menjadi rubel. Dengan menghapus perantara keuangan dari Barat, proses ini mengurangi risiko terhadap sanksi dan meningkatkan ketahanan transaksi.

    Dalam skenario ini, stablecoin memainkan peran yang sangat penting; meskipun Bitcoin dan Ethereum kadang-kadang dipakai, volatilitas harga mereka kurang sesuai untuk transaksi besar. Sebagai alternatif, stablecoin seperti USDT menawarkan stabilitas harga, likuiditas tinggi, dan kemudahan transfer, menjadikannya pilihan utama untuk penyelesaian transaksi lintas batas.

    Perlu dicatat bahwa Tiongkok masih memberlakukan pembatasan ketat atas penggunaan cryptocurrency dalam negeri. Namun, otoritas tampak lebih toleran terhadap transaksi dengan stablecoin dalam konteks perdagangan energi dengan Rusia. Meskipun tidak diakui secara formal, toleransi ini menunjukkan prioritas pragmatis, terutama dalam mempertahankan rantai pasokan dalam situasi geopolitik yang menantang.

    Sikap ini—kombinasi dari hati-hati regulasi dan keterlibatan praktis—mencerminkan tren untuk mengakui manfaat praktis dari aset digital, bahkan dalam sistem yang secara resmi membatasi penggunaannya.

  3. Momentum Global Stablecoin: Perkembangan Regulasi dan Perubahan Institusi

    Rusia secara aktif mengeksplorasi utilitas stablecoin setelah AS membekukan dompet terkait bursa sanksi Garantex. Pejabat Kementerian Keuangan Rusia meminta pengembangan stablecoin yang didukung rubel—sebagai alternatif domestik untuk mengurangi ketergantungan pada penerbit asing dan melindungi transaksi mendatang dari kontrol eksternal.

    Selain Rusia, beberapa negara lainnya juga mempercepat eksplorasi adopsi stablecoin. Meskipun Rusia berfokus pada penghindaran sanksi, negara lain melihat stablecoin sebagai alat untuk memperkuat kedaulatan moneter dan merespons perubahan geopolitik. Minat global terhadap transfer lintas batas yang lebih cepat dan murah memberikan indikasi bahwa stablecoin berperan sebagai pendorong modernisasi infrastruktur keuangan.

    Pengembangan ini memperlihatkan dua tren signifikan: Pertama, regulasi mengenai stablecoin sudah melampaui diskusi konseptual; kedua, pembagian geografis mulai terbentuk dengan negara-negara seperti Jepang dan Singapura mendorong pengaturan terintegrasi, sementara negara-negara lain mengambil langkah lebih ketat untuk melindungi kontrol moneter domestik.

  4. Stablecoin sebagai Lapisan Baru dalam Infrastruktur Keuangan

    Peningkatan penggunaan stablecoin dalam transaksi lintas batas menunjukkan adanya pergeseran mendasar dalam infrastruktur keuangan, bukan hanya tanggapan terhadap regulasi. Negara-negara yang sebelumnya skeptis terhadap cryptocurrency seperti Tiongkok dan India mulai menggunakan stablecoin dalam perdagangan komoditas strategis, merasakan manfaatnya secara langsung.

    Stablecoin telah terbukti sebagai salah satu inovasi blockchain yang menunjukkan relevansi nyata di pasar. Akibatnya, stablecoin semakin diakui sebagai bagian yang sah dari sistem keuangan dan bukan sekadar alat untuk aktivitas ilegal. Lembaga yang melihat stablecoin sebagai bagian integral dari arsitektur keuangan masa depan—bukan sekadar solusi sementara—kemungkinan akan memimpin inovasi keuangan selanjutnya.

    Sebaliknya, mereka yang menunda partisipasi akan kesulitan beradaptasi dengan standar yang ditetapkan oleh pemain lain. Oleh karena itu, penting bagi para pembuat kebijakan dan pemimpin keuangan untuk memahami sifat dan potensi jangkauan stablecoin di masa depan, serta mengembangkan strategi yang sejalan dengan perkembangan sistem keuangan global.