U.S. Bancorp Meneliti Potensi Stablecoin di Tengah Kebangkitan Layanan Penyimpanan Kripto

5 hari yang lalu
Waktu baca 1 menit
1 tampilan

Pemulihan U.S. Bancorp di Era Cryptocurrency

U.S. Bancorp, perusahaan yang bergerak dalam penyimpanan kripto institusional, mengalami kebangkitan di bawah pemerintahan Trump yang bersikap lebih ramah terhadap industri cryptocurrency. CEO U.S. Bancorp, Gunjan Kedia, menyatakan bahwa bank tersebut kini “sedang mempelajari serta mengamati” peran yang dapat dimainkan oleh stablecoin.

Perubahan Minat Layanan Penyimpanan Kripto

Pada konferensi keuangan Morgan Stanley pada hari Rabu, Kedia mengungkapkan bahwa layanan penyimpanan kripto yang diluncurkan pada tahun 2021 sempat mengalami kesulitan di bawah pemerintahan Biden, namun kini minat terhadap layanan tersebut kembali meningkat.

“Layanan ini tidak begitu berhasil ketika itu, karena rezim regulasi yang berlaku pada saat itu sangat tidak pasti bagi para investor institusi besar,” ungkap Kedia. Dia juga menambahkan, “Sekarang produk tersebut telah kembali, dan kami sangat siap untuk menyediakan layanan ini.”

Tantangan Regulasi di Era Biden

Di saat yang sama, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) di era Biden telah meluncurkan sejumlah tindakan hukum terkait penawaran kripto, yang membuat para investor institusi menjadi ragu untuk terlibat dalam bisnis ini. Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump, yang memiliki bisnis keluarga yang terlibat dalam cryptocurrency, sempat membatalkan beberapa penegakan hukum sebelumnya yang dilakukan SEC dan berjanji untuk menghentikan tindakan regulasi di masa depan terhadap industri ini.

Peran Stablecoin dalam Strategi U.S. Bancorp

Mengenai peran U.S. Bancorp dalam stablecoin, Kedia mengatakan bahwa “diskusi yang lebih besar saat ini” berfokus pada penggunaan stablecoin untuk melakukan pembayaran, yang saat ini sedang diamati dan diteliti oleh perusahaannya. Kedia menambahkan bahwa sebagai bank terbesar kelima di AS, yang juga beroperasi di bawah nama U.S. Bank, mereka mempertimbangkan untuk menciptakan stablecoin mereka sendiri.

“Ini adalah sesuatu yang bisa kami lakukan melalui kemitraan; kami memiliki beberapa uji coba yang sedang berlangsung,” jelasnya.

Infrastruktur untuk Stablecoin

Kedia juga mengemukakan bahwa banknya dapat menyediakan infrastruktur untuk stablecoin, menyimpan aset yang mendukungnya, dan menawarkan layanan seperti escrow. Namun, dia mencatat bahwa hal tersebut “masih perlu dibahas lebih lanjut.”

Volume Transaksi dan Harapan Regulasi

Kendati volume transaksi stablecoin terlihat menarik bagi para pelaku finansial, Kedia menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan ini masih beroperasi dalam ranah crypto-ke-crypto. “Sekitar 90% dari volume tersebut merupakan perdagangan antara cryptocurrency,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa penyusunan penawaran stablecoin diharapkan akan terjawab lewat Undang-Undang GENIUS, yang mengatur stablecoin dan tengah maju di Senat AS setelah pemungutan suara pada hari Rabu. “Masih banyak hal yang perlu diselesaikan sebelum kami bisa memiliki pemahaman yang jelas mengenai peran kami,” pungkasnya.