Pengungkapan
Pandangan dan opini yang diungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya merupakan milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan editorial dari crypto.news.
Undang-Undang GENIUS dan Stabilitas Stablecoin
Undang-Undang GENIUS seharusnya membawa kejelasan mengenai stablecoin, dan dalam banyak hal, hal itu telah tercapai. Untuk pertama kalinya, ada kerangka federal yang jelas: penerbit stablecoin kini diwajibkan untuk sepenuhnya mengkollateralisi koin mereka dengan aset yang aman, mempertahankan cadangan yang transparan, dan dilarang memberikan imbal hasil langsung kepada pelanggan.
Reaksi Terhadap Undang-Undang
Setelah bertahun-tahun ketidakpastian, kejelasan ini sangat berarti, tetapi juga memicu bentrokan. Segera setelah undang-undang ini disahkan, penolakan mulai muncul. Bank-bank melobi dan mengangkat alarm tentang celah yang dapat menempatkan bisnis mereka dalam posisi yang tidak menguntungkan. Di bawah undang-undang baru, bank diperbolehkan menerbitkan stablecoin, tetapi tanpa bunga. Sementara itu, bursa cryptocurrency masih dapat memberikan imbalan atau hasil pada stablecoin yang diterbitkan oleh pihak ketiga seperti USDC (USD Coin) atau Tether (USDT).
Ketakutan akan Pelarian Simpanan
Bank berargumen bahwa ini bisa menjadi awal dari eksodus massal triliunan dolar dalam simpanan, memberikan kekuatan kepada platform cryptocurrency, mengurangi dana bagi lembaga untuk pinjaman, dan meningkatkan biaya pinjaman. Jika ini terdengar akrab, itu karena kita telah melihat hal serupa terjadi sebelumnya. Pada tahun 1980-an, dana pasar uang menawarkan suku bunga yang lebih baik daripada rekening bank. Para deposan berpindah, bank merasakan dampaknya, dan sistem keuangan menyesuaikan diri. Saat ini, stablecoin menghadirkan guncangan yang serupa. Mereka lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan, jika dirancang dengan baik, lebih aman. Pertanyaannya adalah apakah bank akan beradaptasi kali ini atau tetap bersikeras.
Opsi yang Lebih Baik
Ketakutan akan “pelarian simpanan” massal didasarkan pada asumsi bahwa orang ingin meninggalkan bank. Namun, kenyataannya adalah pelanggan tidak ingin menarik diri; mereka hanya menginginkan opsi yang lebih baik. Stablecoin dapat memberikan alat tersebut kepada bank jika mereka bersedia memanfaatkannya. Namun, semua ini tidak akan berhasil tanpa regulasi yang jelas, itulah sebabnya Undang-Undang GENIUS dan CLARITY sangat penting. Stablecoin memerlukan aturan mengenai cadangan, definisi kepatuhan, dan perlindungan konsumen yang diterapkan, sama seperti produk perbankan lainnya.
Standar Anti-Pencucian Uang
Oleh karena itu, menetapkan standar anti-pencucian uang akan menjadi kunci. Stablecoin bergerak dengan kecepatan internet, sehingga sistem kepatuhan perlu disesuaikan dengan kecepatan tersebut. Bank dan bursa akan membutuhkan prosedur KYC (Know Your Customer) yang lebih kuat, pemantauan transaksi yang lebih baik, dan pelaporan aktivitas mencurigakan yang disesuaikan. Ini bukan hal yang mustahil; teknologinya sudah ada. Syaratnya adalah regulator dan lembaga bekerja sama agar kerangka kerja yang aman dan dapat digunakan dapat terwujud.
Manfaat untuk Bank Komunitas
Di atas segalanya, bank komunitas mendapatkan manfaat paling besar dari integrasi stablecoin. Lembaga yang lebih kecil telah lama berjuang untuk bersaing dengan skala dan akses yang diberikan kepada lembaga nasional besar, tetapi stablecoin dapat meratakan lapangan permainan. Bayangkan pergi ke bank lokal Anda untuk menyelesaikan transaksi internasional dalam hitungan menit alih-alih minggu dengan biaya yang lebih sedikit. Alih-alih ditinggalkan, bank komunitas dapat memanfaatkan stablecoin untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dan tetap kompetitif di pasar yang didorong oleh solusi digital.
Potensi Stablecoin
Stablecoin pada akhirnya adalah uang yang dapat diprogram yang dapat terhubung ke keuangan terdesentralisasi, aset tokenisasi, dan sistem penyelesaian waktu nyata. Ini lebih dari sekadar permainan yang meningkatkan bursa cryptocurrency, tetapi juga dapat berdampak positif pada segala hal mulai dari remitansi hingga pembiayaan perdagangan hingga permintaan obligasi pemerintah AS. Sekretaris Perbendaharaan Scott Bessent juga telah menunjukkan bahwa stablecoin dapat menjadi sumber permintaan yang berarti untuk obligasi pemerintah.
Kesimpulan
Perdebatan saat ini bukan lagi tentang apakah stablecoin penting, tetapi siapa yang akan memimpin integrasinya ke dalam sistem keuangan. Bagi bank komunitas, mereka mungkin menjadi jembatan yang menjaga mereka tetap relevan dan sejajar di masa depan keuangan. Saat ini, pertarungan ini berkisar pada kontrol. Bank ingin melindungi wilayah mereka, sementara perusahaan cryptocurrency ingin mempertahankan keunggulan pelopor mereka. Semakin lama kedua belah pihak menarik ke arah yang berlawanan, semakin besar risiko keduanya kehilangan kesempatan sepenuhnya. Jika bank terus melawan stablecoin alih-alih mengadopsinya, mereka berisiko tertinggal, dan pelaku cryptocurrency harus berperan aktif dalam bagaimana kita mengatur ruang ini untuk kebaikan bersama. Jalan ke depan bukan tentang mengeksploitasi celah atau melobi satu sama lain, tetapi mendayung ke arah yang sama. Semakin cepat kita melakukannya, semakin cepat kita dapat memberikan layanan keuangan yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih inklusif yang memenuhi harapan dunia yang kita tinggali saat ini.
Patrick Gerhart