Peningkatan Regulasi Aset Kripto di Filipina
Penyedia layanan aset kripto di Filipina kini diwajibkan untuk mendapatkan lisensi serta mematuhi persyaratan pengungkapan yang ketat. Aturan ini dianggap sebagai kerangka kerja aset digital yang paling komprehensif di negara tersebut hingga saat ini. Penyedia Layanan Aset Kripto (CASPs) yang beroperasi di dalam negeri harus terdaftar sebagai korporasi lokal dengan modal disetor minimum sebesar ₱100 juta (sekitar US$1,8 juta).
Pemberlakuan Pedoman Baru
Pedoman baru ini, yang sebelumnya dikeluarkan pada 30 Mei melalui Surat Edaran SEC Filipina No. 5, mulai berlaku pada hari Kamis. Perusahaan diharuskan untuk memiliki kantor fisik, memisahkan aset pelanggan dari kepemilikan perusahaan, serta mengajukan laporan operasional secara berkala. Selain itu, regulator akan memerlukan dokumentasi mengenai setiap aset digital yang diterbitkan atau dilayani oleh perusahaan, guna memberikan penjelasan yang lengkap tentang fitur, risiko, dan teknologi yang mendasari aset tersebut.
Respon dan Dampak Regulator
Menurut Nathan Marasigan, Mitra di MLaw Office, langkah SEC ini merupakan “momen penting” yang dapat menciptakan “hambatan kepatuhan jangka pendek, terutama bagi pemain yang lebih kecil.” Walau demikian, Marasigan menambahkan bahwa pedoman baru ini “pada akhirnya akan membangun landasan untuk adopsi kripto secara mainstream dengan menciptakan rezim regulasi di mana sebelumnya tidak ada.”
Pasar yang Terpengaruh
Kerangka kerja ini menyasar pasar besar yang sebagian besar tidak teratur, yang berpotensi memengaruhi jutaan investor kripto di Filipina, yang diperkirakan oleh Sekretaris Keuangan Filipina, Ralph Recto, bernilai sekitar $107 miliar. Namun, pedoman baru ini juga mungkin membuat persyaratan teknis dalam menjalankan layanan kripto menjadi lebih menantang, setidaknya dalam jangka pendek.
Tantangan Implementasi
Luis Buenaventura, kepala kripto di super-aplikasi keuangan GCash, menyatakan bahwa ada beberapa tantangan substansial bagi perusahaan lokal dalam menerapkan aturan CASP yang baru. Beberapa persyaratan dari SEC mewajibkan “data pelanggan dan eksekusi pesanan” disimpan “dalam batas geografis Filipina,” yang dapat menyiratkan bahwa “hosting cloud seperti AWS atau Azure tidak dianjurkan.” Menurut Buenaventura, persyaratan semacam ini dapat menghalangi pemain internasional untuk membuka usaha di Filipina tanpa merestrukturisasi infrastruktur teknologi mereka.
Pengawasan dan Kewajiban
Di bawah aturan baru ini, CASP akan dikategorikan sebagai entitas yang tunduk pada pengawasan bersama oleh SEC dan Dewan Pemberantasan Pencucian Uang. Persyaratan operasional mencakup sistem pemantauan transaksi, prosedur Kenali Pelanggan Anda (KYC), serta laporan triwulanan mengenai risalah rapat dewan dan penilaian risiko.
Harapan di Masa Depan
Meskipun regulasi jarang sempurna pada hari pertama, Marasigan meyakini bahwa selama otoritas regulasi mengambil pendekatan progresif dan tetap terbuka untuk penyempurnaan kerangka waktu, ini menunjukkan niat Filipina untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor ini.