Laporan Anti-Pencucian Uang Terkait Cryptocurrency Meningkat 8,2% di Jerman Tahun Lalu: FIU

3 hari yang lalu
2 menit baca
2 tampilan

Laporan Peningkatan Anti-Pencucian Uang di Jerman

Laporan anti-pencucian uang yang melibatkan cryptocurrency di Jerman mengalami peningkatan sebesar 8,2% pada tahun lalu, berdasarkan laporan tahunan dari Unit Intelijen Keuangan Jerman (FIU). Total laporan yang terkait dengan cryptocurrency meningkat dari 8.049 pada tahun 2022 menjadi 8.711, yang mencakup rekor 3,3% dari semua laporan aktivitas mencurigakan (SAR) yang diajukan kepada FIU, lembaga yang bertanggung jawab dalam memerangi pencucian uang di Jerman. Angka total ini menunjukkan kenaikan sebesar 23,6% sejak tahun 2020, dengan Bitcoin menjadi yang paling mendominasi dalam laporan tahun lalu, diikuti oleh Ethereum, XRP, Tether, dan Litecoin.

Laporan dari Institusi Keuangan dan Bank

Menurut FIU, institusi keuangan dan bank telah mengajukan lebih dari 6.000 laporan terkait cryptocurrency, yang umumnya merujuk pada transaksi ke atau dari platform perdagangan, layanan pencampuran, dan situs perjudian. Bagi para analis dari lembaga tersebut, dominasi laporan yang berasal dari pemberi pinjaman adalah indikasi bahwa “pelaku keuangan tradisional telah lama menjadi pengamat utama risiko terkait cryptocurrency.”

Adaptasi Kejahatan Keuangan

FIU menginterpretasikan pertumbuhan laporan anti-pencucian uang (AML) yang terkait dengan cryptocurrency sebagai tanda bahwa kejahatan keuangan beradaptasi dengan cepat terhadap inovasi baru dan bahwa cryptocurrency telah menjadi bagian integral dari struktur pencucian uang yang rumit dan internasional.

“Mekanisme yang mendasari seringkali menghindari sistem kontrol tradisional dan memerlukan pendekatan analitis yang lebih canggih,”

jelas laporan tersebut.

Kasus Pencucian Uang yang Signifikan

Sebagai contoh, laporan ini menyoroti satu kasus pencucian uang yang melibatkan jaringan individu dan saluran, di mana penyelidikan yang berlangsung hampir sepanjang tahun 2024 menunjukkan bahwa peserta utama dalam jaringan tersebut menggunakan 44 rekening bank dan delapan rekening perdagangan cryptocurrency.

Pendekatan Terkoordinasi Diperlukan

Menghadapi kompleksitas semacam itu, FIU menegaskan bahwa “diperlukan pendekatan terkoordinasi oleh semua pihak yang terlibat untuk menangani struktur pencucian uang yang rumit,” dan bahwa evolusi metode pencucian uang yang cepat memerlukan pengembangan teknik analisis dan penyelidikan yang lebih baik.

Tingkat Kejahatan Keuangan yang Meningkat

Menurut para ahli yang berfokus pada AML, angka rekor di Jerman tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan adopsi cryptocurrency secara global, tetapi juga karena meningkatnya tingkat kejahatan keuangan secara umum.

“Kenaikan laporan aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan cryptocurrency di Jerman dipicu oleh kombinasi dari kedua tren tersebut,”

kata Tobias Schweiger, CEO dan pendiri perusahaan pencegahan kejahatan keuangan berbasis di Munich, Hawk, kepada Decrypt.

Menanggapi Perubahan Dalam Teknologi

Schweiger menegaskan bahwa aset digital dirasakan semakin menarik bagi pelaku pencucian uang karena kemudahan dalam menyembunyikan aliran uang di dalam buku digital, sementara mekanisme deteksi kesulitan mengikuti laju perubahan yang terjadi.

“Teknologi buku digital masih tergolong baru, dan institusi keuangan tengah meningkatkan proses dan alat anti-pencucian uang mereka untuk menghadapi perkembangan ini,”

tambahnya.

Pentingnya Regulasi MiCA

Ia juga mengusulkan bahwa regulasi MiCA dari Uni Eropa akan semakin berperan penting dalam konteks ini, membantu dan mewajibkan perusahaan keuangan untuk memastikan langkah-langkah KYC (Know Your Customer) mereka cukup kuat. Schweiger memperkirakan bahwa, seiring dengan peningkatan langkah-langkah deteksi dan pelaporan, Jerman dan negara lain akan terus menyaksikan kenaikan laporan aktivitas mencurigakan yang terkait cryptocurrency “selama beberapa tahun mendatang,” bersamaan dengan peningkatan laporan yang melibatkan transaksi mata uang fiat.

Menggunakan Teknologi AI untuk Deteksi

“Dengan penerapan lebih banyak alat deteksi berbasis kecerdasan buatan (AI), institusi keuangan dan regulator akan lebih mampu mengidentifikasi aktivitas ilegal yang mungkin sebelumnya tidak terdeteksi,”

ujarnya. Dalam pandangannya, Schweiger berharap akan terjadi pergeseran dalam waktu dekat dari pelaporan responsif menuju “mitigasi risiko proaktif,” yang akan melibatkan penekanan pada analitik waktu nyata serta berbagi data antara institusi dan otoritas. Ia menekankan,

“Untuk secara efektif memerangi kejahatan keuangan di era cryptocurrency, konsistensi dan penerapan teknologi akan menjadi kunci.”